A.
Abstrak
Negara
Indonesia memiliki berbagai macam provinsi yang tersebar dari sabang hingga
marauke. Dari keanekaragaman provinsi-provinsi tersebut terdapat keragaman
potensi pembangunan daerah. Salah satunya yaitu provinsi Papua Barat yang terdiri dari 11
kabupaten/ Kota yaitu Fak-fak,
Keimana, Teluk Wondama, Teluk Bintuni, Manokwari, Sorong Selatan, Sorong, Raja
Ampat, Tembrauw, Maybrat, Kota Sorong. Pada kali ini analisis yang
digunakan adalah typology klassen, dengan dua analisis yaitu,
a.
Analisis typology laju pertumbuhan dan
PDRB perkapita
b.
Analisis typology PDRB perkapita dan
Indeks pembangunan manusia
Tujuan
analisis ini adalah untuk mengklasifikasikan daerah-daerah yang ada dikabupaten
tersebut, menjadi empat klasifikasi utama, serta mengetahui potensi dan
berkembangan serta pertumbuhan daerah – daerah di provinsi Papua Barat.
B.
Dasar
Teory
Analisis Typologi metrode Klassen
Typologi
Metode
Klassen Tipology digunakan untuk menentukan tipologi daerah pada penelitian
ini. Tipologi klassenmembagi daerah menjadi dua Indikator Utama , yaitu pertumbuhan
ekonomi daerah dan pendapatan perkapitavdaerah dengan menentukan rata-rata
pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertical dan rata-rata pendapatan perkapita
sebagai sumbu horizontal. Daerah yang di amati menjadi 4 klasifikasi yaitu :
1.
Derah cepat maju dan tumbuh (high growth
and high income) adalah laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan perkapita lebih
tinggi dari rata-rata pertumbuhan dan pendapatan perkapita rata-rata Nasional
2.
Darah maju tapi tertekan (high income
but low growth), daerah ini mempunyai pendapatan perkapita lebih tinggi tapi
tingkat pertumbuhan ekonomi nya lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional.
3.
Daerah berkembang cepat (high growth but
low income ), derah ini memiliki tingkat pertumbuhan tinggi tetapi tingkat
pendapatan perkapita lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata nasional.
4.
Derah relatif tertinggal (low growth and
low income), adalah derah yang mempunyai tingkat pertumbuhan dan pendapatan
perkapita lebih rendah daripada rata-rata nasional.
C.
Pembahasan
1. Analisis Typologi Laju pertumbuhan
PDRB dan PDRB Perkapita
Pada
analisis Provinsi Papua Barat :
Laju Pertumbuhan PDRB Privinsi Papua Barat atas dasar harga
Konstan 2000 menurut Kabupaten / Kota
|
||||
No.
|
Kab/kota
|
2010
|
2011
|
|
1
|
Fak - Fak
|
7.85
|
8
|
|
2
|
Keimana
|
9.89
|
7.39
|
|
3
|
Teluk Wondama
|
3.94
|
7.9
|
|
4
|
Teluk Bintuni
|
173.13
|
74.16
|
|
5
|
Manokwari
|
10.07
|
8.93
|
|
6
|
Sorong Selatan
|
6.4
|
8.78
|
|
7
|
Sorong
|
2.47
|
7.28
|
|
8
|
Raja Ampat
|
0.69
|
-5.5
|
|
9
|
Tembrauw
|
5.42
|
5.42
|
|
10
|
Maybrat
|
7.54
|
6.27
|
|
11
|
Kota Sorong
|
8.15
|
8.6
|
|
Jumlah
|
235.55
|
137.23
|
||
Rata-rata
|
21.41363636
|
12.47545455
|
PDRB Perkapita Privinsi Papua Barat atas dasar harga berlaku
menurut Kabupaten / Kota
|
||||
No.
|
Kab/kota
|
2010
|
2011
|
|
1
|
Fak - Fak
|
22.729
|
25.46
|
|
2
|
Keimana
|
19.031
|
21.511
|
|
3
|
Teluk Wondama
|
14.959
|
16.872
|
|
4
|
Teluk Bintuni
|
165.646
|
285.591
|
|
5
|
Manokwari
|
16.174
|
18.081
|
|
6
|
Sorong Selatan
|
10.359
|
12.014
|
|
7
|
Sorong
|
86.588
|
93.916
|
|
8
|
raja Ampat
|
26.659
|
26.023
|
|
9
|
Tembrauw
|
3.14
|
3.553
|
|
10
|
Maybrat
|
5.609
|
6.242
|
|
11
|
Kota Sorong
|
16.566
|
18.954
|
|
Jumlah
|
387.46
|
528.217
|
||
Rata-rata
|
35.22363636
|
48.01972727
|
Data PDRB Papua Barat tahun 2010-2011
|
||||
No.
|
Kab/kota
|
Ri
|
Yi
|
|
1
|
Fak - Fak
|
7.925
|
24.0945
|
|
2
|
Keimana
|
8.64
|
20.271
|
|
3
|
Teluk Wondama
|
5.92
|
15.9155
|
|
4
|
Teluk Bintuni
|
123.645
|
225.6185
|
|
5
|
Manokwari
|
9.5
|
17.1275
|
|
6
|
Sorong Selatan
|
7.59
|
11.1865
|
|
7
|
Sorong
|
4.875
|
90.252
|
|
8
|
raja Ampat
|
-2.405
|
26.341
|
|
9
|
Tembrauw
|
5.42
|
3.3465
|
|
10
|
Maybrat
|
6.905
|
5.9255
|
|
11
|
Kota Sorong
|
8.375
|
17.76
|
|
Jumlah
|
186.39
|
457.8385
|
||
Rata-rata
|
16.94454545
|
41.62168182
|
Yi > Y
|
Yi > Y
|
Ri > R
|
Ri < R
|
R/Y
|
Yi > Y
|
Yi < Y
|
|
Ri > R
|
Teluk Bintuni
|
-
|
|
Ri < R
|
Sorong
|
Fak-fak, Keimana, Teluk Wondama,manokwari, Sorong Selatan, Raja
Ampat, Tembrauw, Maybrat, Kota Sorong
|
|
Dari hasil
pengelompokkan menurut laju pertumbuhan PDRB danPDRB perkapita dapat
disimpulkan klasifikasi dereah yang terbagi menjadi empat yaitu :
Klasifikasi I daerah cepat maju dan cepat tumbuh
a. Teluk Bintuni
|
Klasifikasi II Daerah maju tapi tertekan -
|
|
Klasifikasi III daerah cepat berkembang a.
Sorong
|
Klasifikasi VI derah relatif tertinggal a.
Fak-fak, b.Keimana, c.Teluk Wondama, d.manokwari,e.Sorong Selatan, f.Raja
Ampat, g.Tembrauw, h.Maybrat, i.Kota Sorong
|
|
a.
Klasifikasi I daerah Cepat maju dan
tumbuh, dalam pengelompokkan berdasarkan Typology Klassen, derah yang memiliki,
laju pertumbuhan diatas rata-rata pertumbuhan nasional propinsi nya serta
pendapatan perkapita diatas rata-rata adalah
daerah Teluk Bintuni, hanya
satu kabupaten di Papua barat yang berpotensi untuk berkembang, karena
pendapatan perkapita serta laju pertumbuhan yang pesat melebihi rata-rata
pertumbuhan di kabupaten lainnya.
b.
Klasifikasi II yaitu daerah Maju tapi
tertekan , diprovinsi Papua Barat , tidak
ada kabupaten yang termasuk dalam klasifikasi ini.tidak ada kabupaten yang
berpotensi pembangunannya sangat besar, namun pertumbuhan nya lambat.
c.
Klasifikasi III Yaitu daerah cepat berkembang , dalam klasifikasai
II daerah yang termasuk cepat berkembang yaitu Sorong, dengan PDRB
perkapita yang relative lebih tinggi dari rata-rata nya, sedangkan laju
pertumbuhan nya yang rendah dari pada rata-rata. Untuk itulah daerah tersebut
berpotensi berkembang dengan pesat, sedangkan pembangunan yang relative lama.
d. Klasifikasi
VI yaitu daerah Relatif tertinggal. Hampir sebagian besar kabupatan/kota di
provinsi Papua barat termasuk dalam daerah yang tertinggal yaitu Fak-fak, Keimana, Teluk Wondama,Manokwari, Sorong Selatan, Raja
Ampat, Tembrauw, Maybrat, Kota Sorong, hal ini
dikarenakan daerah tersebut memiliki PDRB perkapita yang relatif rendah dari
rata-ratanya, serta laju pertumbuhan yang rendah dari rata-rata nya.
Klasifikasi daerah ini merupakan daerah yang tertinggal, yang perlu adanya
poeningkatan kemakmuran, serta perbaikan sendi-sendi perekonomian.
2. Analisis Typologi PDRB Perkapita
dan IPM (Indeks Pembangunan Manusia)
Data IPM Privinsi Papua Barat
menurut Kabupaten / Kota
|
||||
No.
|
Kab/kota
|
2010
|
2011
|
|
1
|
Fak - Fak
|
71.46
|
72.13
|
|
2
|
Keimana
|
70.13
|
70.71
|
|
3
|
Teluk Wondama
|
65.76
|
66.06
|
|
4
|
Teluk Bintuni
|
66.58
|
67.17
|
|
5
|
Manokwari
|
67.19
|
67.67
|
|
6
|
Sorong Selatan
|
66.31
|
66.59
|
|
7
|
Sorong
|
68.5
|
68.93
|
|
8
|
raja Ampat
|
64.58
|
65.05
|
|
9
|
Tembrauw
|
50.51
|
50.81
|
|
10
|
Maybrat
|
66
|
66.43
|
|
11
|
Kota Sorong
|
77.18
|
77.72
|
|
Jumlah
|
734.2
|
739.27
|
||
Rata-rata
|
66.74545455
|
67.20636364
|
Data PDRB dan IPM Papua Barat tahun 2010-2011
|
||||
No.
|
Kab/kota
|
Yi
|
IPM
|
|
1
|
Fak - Fak
|
24.0945
|
71.795
|
|
2
|
Keimana
|
20.271
|
70.42
|
|
3
|
Teluk Wondama
|
15.9155
|
65.91
|
|
4
|
Teluk Bintuni
|
225.6185
|
66.875
|
|
5
|
Manokwari
|
17.1275
|
67.43
|
|
6
|
Sorong Selatan
|
11.1865
|
66.45
|
|
7
|
Sorong
|
90.252
|
68.715
|
|
8
|
raja Ampat
|
26.341
|
64.815
|
|
9
|
Tembrauw
|
3.3465
|
50.66
|
|
10
|
Maybrat
|
5.9255
|
66.215
|
|
11
|
Kota Sorong
|
17.76
|
77.45
|
|
Jumlah
|
457.8385
|
736.735
|
||
Rata-rata
|
41.62168182
|
66.97590909
|
Yi > Y
|
Yi < Y
|
IPMi>IPM
|
IPMi<IPM
|
Y/IPM
|
Yi > Y
|
Yi < Y
|
|
IPMi > IPM
|
Sorong
|
Fak-Fak, Keimana, Manokwari, Kota Sorong
|
|
IPMi < IPM
|
Teluk Bintuni
|
Teluk Wondama, Sorong Selatan, Raja Ampat,
Tembrauw, Maybrat
|
|
dari
hasil analisis typology, serta pengelompokkan, dapat di bedakan menjadi 4
klasifikasi yaitu sebagai berikut :
Klasifikasi I daerah Pembangunan Manusia
Tinggi dan cepat tumbuh
a. Sorong
|
Klasifikasi II Pendapatan Rendah tapi
Pembangunan manusia tinggi(Berkembang) a.Fak-Fak,
b.Keimana, c.Manokwari, d.Kota Sorong
|
|
Klasifikasi III daerah berpendapatan Tinggi
tertekan
a. Teluk Bintuni
|
Klasifikasi VI derah relatif tertinggal a.
Teluk Wondama, b.Sorong Selatan, c.Raja Ampat, d.Tembrauw, e.Maybrat,
|
|
a. Klasifikasi
I daerah pembangunan manusia Tinggi dan cepat tumbuh. Yaitu Kab. Sorong, memiliki tingkat
pendapatan tinggi diatas rata-rata daerah di provinsi Papua barat dan Indeks
Pembangunan manusia yang tinggi diatas rata-rata daerah lainnya. Untuk itu
kabupaten yang termasuk kedalam klasifikasi 1 merupakan daerah yang sudah
berkembang dan tumbuh pesat, karena tingkat pendapatan dan IPM yang tinggi,
memicu adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi, dengan potensi pembangunan
manusia yang tinggi pula.
b. Klasifikasi
II yaitu daerah Berkembang, yaitu Fak-Fak,.Keimana, Manokwari, Kota Sorong. Yaitu kabupaten/kota yang memiliki Pendapatan perkapita yang rendah atau
dibawah rata-rata namun, memiliki Indeks pembangunan manusia yang tinggi.
Artinya daerah yang tyermasuk klasifikasi ini masih dapat dikembangkangkan,
untuk meningkatkan pendapatan perkapita, karena potensi pembangunan menusia
yang cukup tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai sumberdaya pendukung dalam
proses pembangunan daerah tersebut.
c. Klasifikasi III yaitu daerah berpendapatan Tinggi tertekan. Yaitu Kab.
Bintuni. Yaitu daerah tersebut memiliki tingkat pendapatan yang tinggi
namun Pembangunan manusia yang rendah. Pada daerah yang perlu dikembangkan
adalah pembangunan manusia nya, dikarenakan untuk mengejar ketertinggalan latar
belakang pendidikan yang rendah, karena manusia merupakan sumber daya yang
daoat dimanfaatkan untuk perekonomian didaerah tersebut. Hal ini juga dapat
disebabkan, maraknya investasi dan pertambangan, sedangkan kualitas dari
penduduk setempat yang minim. Untuk itu perlu adanya peningkatan kualitas
manusia didaerah tersebut.
d. Klasifikasi VI yaitu daerah yang relative tertinggal, Teluk Wondama,
Sorong Selatan, Raja Ampat, Tembrauw, Maybrat. Yaitu daerah yang memiliki
PDRB perkapita yang rendah atau dibawah rata-rata dan pembangunanan manusia yang rendah atau
dibawah rata-rata. Sehingga tergolong derah yang tertinggal. Pada klasifikasi
daerah ini perlu adanya peningkatan terhadap pembangunan manusia untuk
menaikkan rata-rata pendapatan penduduk setempat.
D. Penutup
Dari hasil analisis
metode typology, dapat disimpulkan bahwa di Provinsi Papua barat masih perlu
adanya pengenbangan perekonomian, beberapa daerah berpotensi untuk dikembangkan
karena laju pertumbuhan yang tinggi, serta secara keseluruhan, daerah terbut
perlu adanya peningkatan struktur perekonomian, dari pertanian serta
pertambangan. Rekomendasi untuk provinsi paua yaitu masih dapat meningkatakan
Pertumbuhan ekonomi, dengan meningkatkan kualitas manusia atau penduduk
setempat, serta adanya peningkatan struktur ekonomi, melaului pengembangan
sektor-sektor. Peningkatan Pembangunan manusia dengan menaikan standar hidup,
dan kualitas diri, pendidikan serta pemberdayaan masyarakat, agar memicu
naiknya pendapatan perkapita, maka perekonomian akan tergerak dan tumbuh. Serta
perlu adanya pengawasan terhadap potensi masuknya pertambangan asing diPapua
barat, karena potensi sektor pertanian dan pertambangan yang sangat baik, namun
tidak diiringi dengan peningkatan pembangunan manusia.
EKONOMI REGIONAL
ANALISIS KLASSEN TYPOLOGI
PROVINSI PAPUA BARAT
DISUSUN
OLEH
HASANAH B1011131061
RATIH KUSUMANINGKTYAS B1011131059
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar